Mendaki Jadi Tren Anak Muda, Bukit Kaba Cocok Untuk Pemula

Rabu, 20 Agustus 2025 | 17:18:01 WIB
Bagi sebagian orang, mendaki bukan sekadar aktivitas olahraga atau hiburan, melainkan cara untuk menjelajah alam dan menemukan ketenangan.

Bengkulu - Kegiatan mendaki gunung kini kian digemari oleh kalangan anak muda. Bagi sebagian orang, mendaki bukan sekadar aktivitas olahraga atau hiburan, melainkan cara untuk menjelajah alam dan menemukan ketenangan. Hal ini diungkapkan Tama, seorang pendaki asal Bengkulu yang telah menekuni hobi tersebut sejak tahun 2021.

Sejak awal terjun ke dunia pendakian, Tama telah menaklukkan berbagai gunung dan bukit, baik di dalam maupun luar daerah. Di Bengkulu, ia sudah pernah mendaki Bukit Daun, Bukit Hitam, serta Bukit Kaba. Sementara di luar Bengkulu, ia juga mencatatkan jejak di Gunung Dempo dan Gunung Kerinci yang dikenal sebagai atap Sumatera.

“Kalau ditanya kenapa suka mendaki, mungkin karena jiwa saya memang di sana. Lebih enak menjelajah daripada sekadar duduk santai di kafe,” ujar Tama.

Fenomena meningkatnya jumlah pendaki baru sering kali dihubungkan dengan istilah fear of missing out (FOMO). Namun, menurut Tama, anggapan tersebut keliru. Ia menegaskan bahwa setiap orang berhak mencoba hal baru tanpa harus dicap mengikuti tren semata.

“Masalah orang-orang FOMO itu sebenarnya tidak ada. Yang ada itu orang baru mencoba. Mentang-mentang mendaki jadi tren, pendaki pemula malah dianggap FOMO. Padahal semua orang bebas melakukan apa yang mereka suka. Kita nggak punya hak untuk mengatain orang,” tegasnya. 

Lebih lanjut, Tama juga menitipkan pesan penting bagi para pendaki, terutama soal menjaga kelestarian alam. Ia menyoroti kebiasaan sebagian pendaki yang masih meninggalkan sampah di jalur pendakian.

“Kalau di gunung, jangan buang sampah sembarangan. Alam ini milik kita bersama, kalau bersih kita juga yang enak melihatnya. Apalagi sampah plastik itu tidak bisa hancur dengan cepat,” katanya.

Selain soal kebersihan, Tama mengingatkan para pendaki pemula agar selalu melakukan persiapan matang sebelum naik gunung. Meski Bukit Kaba, salah satu destinasi populer di Bengkulu, tidak tergolong tinggi, tetap ada risiko bahaya seperti hipotermia.

“Selalu bawa emergency blanket. Jangan sampai menganggap remeh. Hipotermia bisa menyerang siapa saja di ketinggian. Intinya, persiapan harus matang. Dan jangan takut untuk mencoba hal baru,” pungkasnya.

Mendaki gunung kini memang telah menjadi gaya hidup sebagian anak muda. Namun di balik tren tersebut, ada pesan penting yang disampaikan: mendaki bukan sekadar ikut-ikutan, melainkan juga soal tanggung jawab menjaga alam dan keselamatan diri. (Feby)

Terkini