Inovasi Bank Sampah di Kota Bengkulu Dorong Perekonomian dan Kebersihan Kota

Jumat, 08 Agustus 2025 | 22:51:02 WIB
Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi, meninjau bank sampah.

BENGKULU, IKOBENGKULU.COM- Bank sampah kini menjadi salah satu solusi inovatif dalam mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks di perkotaan.

Tak hanya berperan dalam menjaga kebersihan lingkungan, bank sampah juga berkontribusi terhadap peningkatan kesadaran masyarakat dan memberikan dampak ekonomi nyata bagi warganya.

Pemerintah Kota Bengkulu terus mendorong pengembangan bank sampah di setiap kelurahan sebagai langkah strategis dalam mewujudkan kota yang bersih, sehat, dan berkelanjutan.

Program ini diharapkan dapat menjadi solusi konkret dalam mengurangi volume sampah rumah tangga yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

"Bank sampah ini bukan hanya tempat menampung sampah, tapi juga menjadi pusat edukasi lingkungan dan ekonomi kerakyatan. Masyarakat bisa menabung sampah yang dipilah, kemudian ditukar dengan nilai ekonomi," ujar Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi, Jumat 8 Agustus 2025.

Wali Kota Bengkulu Dedy Wahyudi, meninjau Bank Sampah/ ist

Konsep bank sampah mengacu pada prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle), yakni mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang sampah. Sampah yang telah dipilah oleh warga seperti plastik, kertas, logam, dan bahan daur ulang lainnya akan disetorkan ke bank sampah, dicatat sebagai tabungan, dan nantinya dapat diuangkan atau ditukar dengan kebutuhan lainnya.

Salah satu contoh keberhasilan pengelolaan bank sampah terdapat di Kelurahan Lempuing, Kecamatan Ratu Agung. Berkat partisipasi aktif warga dan dukungan pemerintah setempat, bank sampah di wilayah ini mampu mengelola sampah dengan baik dan memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Sampah yang sebelumnya dianggap tidak bernilai kini menjadi sumber pendapatan tambahan.

Semangat membentuk dan menghidupkan bank sampah juga terlihat di berbagai kelurahan lainnya.

Salah satunya adalah Kelurahan Sidomulyo, yang baru saja meresmikan bank sampah dengan nama "Sidomulyo Bersih".

Peresmian dilakukan langsung oleh Wakil Wali Kota Bengkulu, Ronny P. L. Tobing, sebagai wujud nyata dukungan pemerintah terhadap gerakan lingkungan.

Meski tergolong baru, antusiasme warga terhadap bank sampah Sidomulyo cukup tinggi. Saat ini, puluhan nasabah telah terdaftar dan aktif menyetorkan sampah rumah tangga mereka secara rutin.

Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya memilah dan mengelola sampah dari sumbernya.

“Ini bukan hanya tentang sampah, ini tentang masa depan lingkungan kita. Kalau bukan kita yang mulai dari sekarang, siapa lagi?,” ujar Wakil Wali Kota Ronny saat acara peresmian.

Dengan semakin banyaknya bank sampah yang berdiri, Pemerintah Kota Bengkulu berharap pengelolaan sampah menjadi lebih terorganisir, mulai dari tingkat rumah tangga, RT, RW, hingga kelurahan.

Langkah ini dinilai efektif untuk menekan jumlah sampah yang berakhir di TPA, sekaligus membentuk budaya baru di masyarakat dalam hal pengelolaan lingkungan.

Dalam kesempatan lain, Wali Kota Dedy Wahyudi juga menekankan bahwa persoalan sampah adalah tanggung jawab bersama, bukan semata urusan pemerintah.

Ia mengajak seluruh masyarakat untuk mulai memilah sampah dari rumah dan memahami nilai ekonomi yang terkandung di dalamnya.

“Mari kita mulai dari rumah tangga, pilah sampah menjadi organik dan anorganik. Sampah organik bisa diolah menjadi kompos atau pupuk, sedangkan sampah anorganik bisa kita setorkan ke bank sampah. Ini sederhana, tapi berdampak besar,” ujar Dedy.

Melalui gerakan bank sampah, Pemerintah Kota Bengkulu menargetkan tidak hanya kebersihan lingkungan, tetapi juga peningkatan kesejahteraan warga. Dengan pengelolaan yang tepat, sampah bisa menjadi sumber daya yang bermanfaat, bukan lagi sekadar limbah yang mengotori kota.

Diharapkan ke depan, seluruh kelurahan di Bengkulu memiliki minimal satu bank sampah aktif yang dikelola secara mandiri oleh warga. Selain menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, bank sampah juga berperan sebagai motor penggerak ekonomi sirkular di tingkat komunitas. (adv)

Terkini