Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara: Simbol Persatuan Keanekaragaman Suku Indonesia

Minggu, 11 Agustus 2024 | 07:56:15 WIB
Suasana Istana Negara dan Istana Garuda difoto dari Sumbu Kebangsaan di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Jumat (9/8/2024). (FOTO: INFOPUBLIK)

JAKARTA, IKOBENGKULU.COM- Sebagai salah satu proyek ikonik dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN), desain Istana Garuda oleh Nyoman Nuarta telah mengundang perhatian luas.

Istana ini tidak hanya menjadi simbol fisik kekuasaan dan keindahan arsitektur, tetapi juga mengusung nilai-nilai persatuan dan keanekaragaman suku di Indonesia.

Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan ANTARA di Jakarta, Nyoman Nuarta, desainer utama proyek ini, menjelaskan bahwa filosofi utama dari desain Istana Garuda adalah menyatukan lebih dari 1.300 suku yang ada di Indonesia.

Pemilihan Garuda sebagai motif utama dipilih karena simbol ini telah dikenal luas oleh seluruh suku di Indonesia.

"Saya memilih Garuda sebagai ide dasar karena semua suku di Indonesia sudah mengenalnya. Tidak mungkin semua identitas suku terserap dalam satu bangunan," ujar Nyoman, menekankan pentingnya menghindari kecemburuan antar suku dalam representasi bangunan nasional ini.

Indonesia yang kaya akan keragaman budaya, dengan masing-masing suku memiliki rumah adat, kerajinan, dan tekstil yang unik, menjadi pertimbangan penting dalam desain ini.

Nyoman merasa bahwa memilih satu identitas suku saja untuk direpresentasikan dalam desain Istana Garuda akan kurang adil dan dapat menimbulkan ketidakpuasan di kalangan suku-suku lain.

Pengamat politik lokal menyambut positif langkah ini sebagai strategi cerdas dalam membangun simbol persatuan yang kuat.

"Desain ini tidak hanya tentang arsitektur, tetapi juga tentang membangun identitas nasional yang inklusif dan mampu merangkul keberagaman yang menjadi kekayaan Indonesia," komentarnya.

Nyoman juga menegaskan bahwa Lambang Garuda Pancasila, yang dipakai sebagai inspirasi, diciptakan oleh Sultan Hamid II dari Kalimantan, untuk menepis anggapan bahwa simbol ini berasal dari budaya Hindu.

Desain ini, menurutnya, telah melalui proses seleksi ketat dan tidak mendapat protes dari suku manapun, hanya dari kalangan arsitek yang tidak berhasil dalam kompetisi.

Detail-detail dalam desain Istana Garuda, seperti perubahan warna kuningan ke hijau ke biruan pada bagian muka dan perubahan warna baja dari kemerahan ke gelap pada struktur bilahnya, menambahkan dimensi estetika dan kesan monumental pada bangunan ini.

"Garuda tampak gagah dengan kepala yang menengok ke depan. Saya berharap setiap orang dapat menafsirkan dan meresapi makna dari desain ini sesuai dengan latar belakang dan pengalaman pribadi mereka," tutup Nyoman, menggambarkan kesederhanaan dan kompleksitas dalam keindahan desain yang menjadi salah satu simbol kebanggaan bangsa.***

Terkini