BSI Masuk 5 Besar BUMN dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar di Indonesia

Kamis, 18 Juli 2024 | 15:48:12 WIB
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan BSI telah berhasil masuk dalam jajaran 5 besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/anak BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia. (FOTO: BSI/IKOBKL)

JAKARTA, IKOBENGKULU.COM— PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) berhasil meraih posisi di antara lima besar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau anak perusahaan BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia pada Juli 2024. Kapitalisasi pasar bank dengan kode saham BRIS ini mencapai Rp116 triliun.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko menyatakan hal ini dalam acara Market Outlook 2024 dengan tema "Cruising the Crossroads on the Narrow Strait" yang diselenggarakan oleh Mandiri Manajemen Investasi. Menurut Tiko, pencapaian BSI ini sejalan dengan tujuan awal dari merger BSI untuk menciptakan bank syariah inklusif, modern, dan digital.

"Tidak diragukan lagi, BSI telah menjadi salah satu yang terbaik di pasar. Sejak awal merger, kami telah jelas bahwa tujuan kami adalah membangun bank syariah inklusif, modern, dan digital," kata Tiko.

BSI juga berhasil mencatatkan kapitalisasi pasar lebih tinggi pada tanggal 30 April 2024, mencapai Rp121,78 triliun. Saat itu, saham BRIS menjadi saham dengan nilai tertinggi di urutan ke-13 di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Sebelumnya, BSI juga berhasil masuk dalam Top 10 Global Islamic Bank berdasarkan kapitalisasi pasar pada 14 Maret 2024, dengan mencapai Rp131,47 triliun. Prestasi ini berhasil diraih lebih cepat dari target awal untuk masuk dalam jajaran Top 10 Global Islamic Bank pada tahun 2025.

Tiko mengapresiasi pencapaian positif BSI selama tiga tahun terakhir sebagai bank syariah terbesar di Indonesia. Dia menilai bahwa keberhasilan BSI tidak hanya terletak pada posisinya sebagai bank syariah terbesar di Tanah Air, tetapi juga dalam menciptakan konsep baru di mana bank syariah menjadi lebih inklusif dan moderat.

"Hingga saat ini, BSI telah berhasil menarik lebih dari 20 juta nasabah, dengan pertumbuhan signifikan melalui BSI Mobile. Ini adalah bukti bahwa kami tidak hanya melakukan merger, tetapi juga membangun ekosistem dan mengembangkan kompetensi baru," ujarnya.

Selain itu, BSI juga melaporkan pembagian dividen tunai sebesar Rp855,56 miliar atau Rp18,54 per saham untuk tahun buku 2023. Jumlah dividen ini naik 100% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencerminkan pertumbuhan laba yang mencapai Rp5,7 triliun untuk tahun buku 2023.

Pada kuartal I-2024, BSI mencatat laba sebesar Rp1,71 triliun, didorong oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 10,43% secara tahunan, mencapai Rp297 triliun, dengan dominasi dana murah. Tabungan dan giro BSI masing-masing tumbuh sebesar 8,75% dan 10,52%.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menegaskan bahwa manajemen BSI berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan berkelanjutan. Dengan aspirasi menjadi salah satu dari tiga bank syariah terbesar secara global dan di Indonesia dalam 10 tahun mendatang.

"Kami memiliki rencana kerja yang jelas untuk mencapai visi ini. BSI telah membuktikan bahwa visi ini bukanlah sekadar mimpi, tetapi dapat direalisasikan dengan kinerja positif yang telah kami buktikan," katanya.

Dengan catatan positif pasca-merger, BSI terus menunjukkan pertumbuhan aset dua digit, melampaui pertumbuhan satu digit yang umumnya terjadi dalam industri perbankan. Saat ini, BSI dikenal sebagai salah satu bank kelas menengah terbaik di Indonesia, dengan reputasi sebagai bank papan tengah yang unggul.***

Terkini