Hasto juga menegaskan bahwa PDIP tidak akan tinggal diam terhadap dugaan kecurangan yang terjadi selama proses pemilihan, khususnya masalah teknis administratif yang dialami pemilih di luar negeri.
"Kecurangan yang terjadi dari hulu hingga hilir harus dihadapi. Kami berdiri untuk menjaga demokrasi sebagai kedaulatan rakyat, menghadapi ambisi kekuasaan yang dimulai dari rekayasa hukum," ungkap Hasto.
Hasil quick count yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei menempatkan Prabowo-Gibran di posisi terdepan, dengan prediksi Pilpres berlangsung hanya dalam satu putaran. Data terbaru dari Litbang Kompas menunjukkan Prabowo-Gibran memperoleh 58,60% suara.
Kesiapan PDIP untuk menjadi oposisi menandakan komitmen partai dalam mengawal proses demokrasi dan menjalankan fungsi pengawasan terhadap pemerintahan yang akan datang, demi memastikan kepentingan rakyat terjaga. ***