Kampanye ASI Eksklusif di Bengkulu, Langkah Efektif Cegah Stunting di Tahun 2024

Kampanye ASI Eksklusif di Bengkulu, Langkah Efektif Cegah Stunting di Tahun 2024
sosialisasi Program Pencegahan Stunting di Desa Sidodadi, Kecamatan Pondok Kelapa, dihadiri pejabat lokal dan Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati, 22 Januari 2024 (FOTO: Idris/IKOBENGKULU)

IKOBENGKULU.COM - Memasuki tahun akhir pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2019-2024, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu meningkatkan usaha dalam pencegahan stunting sebagai langkah maju menuju sumber daya manusia yang berkualitas.

Di awal tahun 2024, BKKBN Provinsi Bengkulu kembali menegaskan pentingnya program percepatan penurunan angka stunting. Program ini melibatkan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Program Pencegahan Stunting (PPS) bekerja sama dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dan pemerintah daerah. Target utamanya adalah menurunkan prevalensi stunting hingga 12% di Bengkulu.

Desa Sidodadi di Kecamatan Pondok Kelapa, area utama Kampung KB di Kabupaten Bengkulu Tengah, menjadi lokasi utama sosialisasi PPS. Acara ini dihadiri oleh pejabat dari Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Bengkulu Tengah, pemerintah desa, serta Anggota Komisi IX DPR RI Elva Hartati bersama dengan M.Iqbal Apriansyah, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bengkulu.

M.Iqbal Apriansyah dalam laporannya menekankan pentingnya pendidikan masyarakat mengenai pola asuh dan perubahan perilaku untuk pengasuhan yang lebih baik. "Tujuan kita adalah membentuk generasi yang sehat dan bebas dari stunting, demi bangsa yang berkualitas," ujar Iqbal di hadapan warga Pondok Kelapa pada Senin, 22 Januari.

Iqbal mengajak masyarakat untuk mengubah perilaku dalam pengasuhan bayi, mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun.

"Berikan ASI eksklusif kepada bayi selama enam bulan pertama, kemudian lanjutkan dengan makanan pendamping ASI (MPASI), mengingat pentingnya tahap ini untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi," imbuhnya.

"Sosialisasi PPS bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, menghasilkan generasi yang terbebas dari stunting. Pencegahan stunting memerlukan pengetahuan dan kesadaran tentang perilaku pengasuhan yang baik, dengan harapan memberikan asupan gizi yang seimbang," tambah Iqbal.

Pengasuhan yang baik dimulai sejak dalam kandungan, dimana perkembangan otak manusia bermula. Perkembangan ini berlanjut setelah kelahiran hingga masa remaja.

Elva Hartati dari Komisi IX DPR RI menekankan peran penting masyarakat dalam pencegahan stunting. "Untuk menurunkan angka stunting dengan cepat, diperlukan strategi terpadu yang melibatkan berbagai komponen dan optimalisasi peran Tim Pendamping Keluarga (TPK)," ucap Elva. ***