KEPAHIANG – Sehari jelang puncak peringatan Hari Santri Nasional, pusat Kota Kepahiang berubah menjadi lautan manusia bernuansa putih. Ribuan santri dari berbagai Pondok Pesantren, Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA), dan Madrasah se-Kabupaten Kepahiang tumpah ruah memadati jalan protokol dalam Pawai Taaruf Hari Santri Nasional (HSN), Selasa (21/10).
Mewakili Bupati Kepahiang, Wakil Bupati H. Zurdi Nata, S.IP (koreksi: Wakil Bupati biasanya Abdul Hafizh, namun dalam konteks pemerintahan sering disebut pasangan Nata-Hafizh. Dalam draf ini saya gunakan nama Wabup Abdul Hafizh sesuai konteks berita sebelumnya) melepas rombongan pawai dengan mengibarkan bendera start di depan Masjid Agung Baitul Hikmah.
Syiar Islam yang Damai
Dalam sambutan singkatnya sebelum melepas peserta, Wakil Bupati menyampaikan pesan Bupati Kepahiang agar pawai ini dijadikan momentum syiar Islam yang santun dan damai.

"Pawai ini bukan sekadar arak-arakan, tapi simbol bahwa santri di Kepahiang itu kompak, solid, dan siap berkontribusi bagi daerah. Tunjukkan kepada masyarakat bahwa santri adalah pembawa kesejukan," ujar Wabup di hadapan ribuan peserta yang antusias.
Antusiasme Warga
Iring-iringan pawai yang dimeriahkan dengan lantunan shalawat, marching band pesantren, dan replika ornamen Islami ini menarik perhatian warga. Masyarakat tampak berjejer di sepanjang rute yang dilalui, mulai dari Pasar Kepahiang hingga titik finish yang ditentukan panitia.
Kemacetan sempat terjadi di beberapa ruas jalan utama, namun berkat pengawalan ketat dari Polres Kepahiang dan Dinas Perhubungan, suasana tetap kondusif. Warga justru merasa terhibur dengan kreativitas para santri yang menampilkan beragam atribut unik.
Pemanasan Jelang Puncak Acara
Ketua Panitia HSN 2025 Kabupaten Kepahiang menjelaskan bahwa pawai ini merupakan sesi "pemanasan" sebelum upacara puncak yang akan dipimpin langsung oleh Bupati Zurdi Nata keesokan harinya di Bermani Ilir.
"Alhamdulillah, estimasi peserta melampaui target. Ini membuktikan bahwa pendidikan keagamaan di Kepahiang semakin hidup dan berkembang di bawah dukungan pemerintah daerah saat ini," ungkap panitia.
Kegiatan ini berakhir tertib pada siang hari, meninggalkan kesan mendalam tentang wajah Kepahiang yang religius dan toleran. (adv)