SELUMA – Ucapan tidak pantas dari seorang warga terhadap Bupati Seluma, Teddy Rahman, S.E., M.M., sempat ramai diperbincangkan di media sosial. Dalam salah satu unggahan Facebook tentang informasi Kabupaten Seluma, akun bernama Ely Setia Lestari menuliskan komentar bernada hujatan dan ancaman dengan menyebut Teddy Rahman sebagai “kaput” serta menyinggung kinerja pembangunan jalan di wilayah Ulu Talo.
Komentar tersebut berbunyi antara lain, “Itua jgn duo kali kaput itu jadi bupati, ancur jalan Ulu Tulong ni, lawan o bataki bupati u kestu ngnk jalan u udim u kubur kah idup… dstua di lacak u mabok mati kaput itu gaya bae amo kempanye dulu janji manis jal mulut binatang itu undak rombongan tim o u adakah pajua musoyo tim u la kurak karai di entakkhh jalan tinggal luk kubangan kaput lagi.”
Meski mendapat hujatan yang cukup keras di ruang publik, Bupati Seluma Teddy Rahman memilih untuk menanggapi dengan cara yang tenang dan bijak. Ia mengaku tidak ingin memperpanjang persoalan tersebut. Bahkan, ia sudah bertemu langsung dengan pemilik akun Ely Setia Lestari dan menjamunya di rumah dinas bupati.
“Saya sudah bertemu langsung dengan yang bersangkutan dan menjamunya di rumah dinas. Tidak ada masalah lagi. Saya sudah memaafkannya,” ujar Teddy Rahman dengan nada teduh.
Adik Kandung Senator, Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., MSM ini mengaku memahami bahwa media sosial sering kali menjadi tempat bagi warga untuk meluapkan unek-uneknya, meski terkadang caranya tidak tepat. Ia berharap kejadian ini bisa menjadi pelajaran bersama agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial, terutama dalam menuliskan komentar yang berpotensi menyinggung atau mencemarkan nama baik seseorang.
“Saya hanya ingin mengimbau masyarakat agar berhati-hati menjaga jempol. Tidak semua orang bisa menerima hujatan seperti saya. Kalau kebetulan yang dihina itu orang yang mudah tersulut emosi, bisa jadi masalah. Jadi, mari gunakan media sosial dengan lebih bijak,” tambah Teddy.
Terkait tudingan soal pembangunan, Bendahara DPW PAN Bengkulu ini menjelaskan bahwa pemerintah daerah terus berupaya memperbaiki infrastruktur, termasuk jalan-jalan di wilayah pelosok seperti Ulu Talo. Namun, ia juga menekankan bahwa kondisi keuangan daerah saat ini sedang mengalami keterbatasan karena kebijakan efisiensi dan penyesuaian anggaran dari pemerintah pusat.
“Pemerintah Kabupaten Seluma tidak tinggal diam. Kita terus berjuang agar pembangunan tetap berjalan meski dalam kondisi keuangan yang terbatas. Saya juga aktif melakukan jemput bola ke pusat untuk memperjuangkan anggaran tambahan. Mohon doa dan dukungan masyarakat agar semua bisa berjalan baik,” jelasnya.
Teddy menegaskan, kritik dari masyarakat tetap dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja pemerintah, namun harus disampaikan dengan cara yang santun. Menurutnya, kritik yang membangun adalah bentuk kepedulian terhadap daerah, sementara hinaan justru bisa menciptakan suasana tidak produktif dan menimbulkan perpecahan di tengah masyarakat.
“Kita semua ingin Seluma maju. Kalau ada yang kurang, mari kita bicarakan dengan cara baik. Pemerintah terbuka terhadap masukan, tapi mari kita jaga etika dan saling menghormati,” tutur Teddy.