MEDAN, IKOBENGKULU.COM – Suasana di Trade Halal Expo 2025 di Medan, Senin, 13 Oktober 2025, terasa berbeda. Di antara deretan stan produk unggulan daerah, tampak sejumlah pebisnis asal India sibuk berdiskusi dengan pengusaha lokal. Mereka bukan sekadar tamu pameran—melainkan bagian dari delegasi bisnis Confederation of Indian Industry (CII) yang datang dengan satu tujuan: memperkuat hubungan dagang dan investasi India–Indonesia, khususnya dengan Provinsi Sumatera Utara.
Kunjungan yang berlangsung hingga 14 Oktober itu difasilitasi oleh Konsulat Jenderal India di Medan, dipimpin oleh H.E. Mr. Ravi Shankar Goel. Rombongan terdiri atas para eksekutif senior dari sejumlah perusahaan besar India, seperti DCM Shriram Limited, KEC International Limited, Bull Machines Pvt. Ltd., Natsu Enterprises India Pvt. Ltd., TKIL Industries Pvt. Ltd., dan PT Ion Exchange Asia Pacific. Mereka didampingi Mr. Rohin Agarwal, Direktur CII India, dan Ms. Sujata Sudarshan, Chief Representative CII untuk Indonesia.
Bertemu Gubernur, Bahas Investasi dan Industri Hilir

Usai pembukaan pameran, Konsul Jenderal India bersama para delegasi berkunjung ke Kantor Gubernur Sumatera Utara untuk bertemu dengan H.E. Muhammad Bobby Afif Nasution. Dalam pertemuan itu, keduanya sepakat memperkuat kolaborasi ekonomi di berbagai sektor strategis—dari energi terbarukan, infrastruktur, hingga digitalisasi industri.
“India punya rekam jejak kuat di sektor manufaktur dan teknologi. Kami melihat potensi besar untuk memperluas kerja sama di Sumatera Utara,” ujar Ravi Shankar Goel dalam sambutannya.
Gubernur Bobby Nasution menanggapi dengan nada optimistis. Ia menekankan tiga area yang diharapkan menjadi fokus kerja sama:
- Investasi industri hilir untuk mengolah bahan baku lokal menjadi produk bernilai tambah.
- Penguatan sektor kesehatan melalui kolaborasi teknologi medis.
- Promosi pariwisata dan pengembangan Bandara Kualanamu sebagai pusat konektivitas regional.
“Sumatera Utara terbuka untuk investasi yang membawa manfaat langsung bagi masyarakat,” kata Bobby.
Diskusi Panel dan Sesi Jejaring
Pada sore harinya, para delegasi India tampil dalam diskusi panel di Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU). Mereka memaparkan potensi kolaborasi lintas sektor, termasuk peluang joint venture di bidang manufaktur dan energi bersih.
Dalam sesi tersebut, Mr. Ankur Singh, Vice President DCM Shriram Chemicals, menyampaikan paparan bertajuk “Opportunities for Collaboration: India and North Sumatra”. Ia menyoroti kekuatan ekonomi India yang terus tumbuh dan peluang besar bagi pengusaha Indonesia untuk menjajaki pasar India.
Malam harinya, Konsulat Jenderal India menggelar sesi jejaring bisnis di Grand Mercure Medan Angkasa Hotel. Acara itu dihadiri tokoh-tokoh penting seperti Basarin Yunus Tanjung (Asisten I Gubernur Sumatera Utara), Helmi Hasan (Gubernur Bengkulu), Nyanyang Harris (Wakil Gubernur Kepulauan Riau), Badikenita Putri Beru Sitepu (Anggota DPD RI), serta pejabat dari Bank Indonesia dan BP Batam.
Suasana pertemuan berlangsung hangat dan cair. Satu per satu perwakilan daerah memaparkan potensi investasi di wilayah mereka, mulai dari Aceh hingga Deli Serdang. PT Kawasan Industri Medan (KIM) dan PT Kawasan Industri Nusantara (KINRA) turut menampilkan peluang kerja sama di sektor industri dan logistik.
Semangat “India–Indonesia, Mitra Selamanya”
Sesi tanya jawab di penghujung acara menjadi ruang terbuka untuk bertukar pandangan dan membangun jejaring baru. Banyak pengusaha lokal yang mengaku antusias dengan peluang kolaborasi langsung dengan industri India, terutama di bidang transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM.
“Kami mendorong kunjungan seperti ini agar dunia usaha kedua negara semakin dekat,” ujar Ravi Shankar Goel di akhir acara. Ia menegaskan semangat yang diusung Konsulat India di Medan: “India–Indonesia, mitra selamanya.”
Kunjungan CII ini menjadi salah satu langkah konkret mempererat hubungan ekonomi antara India dan Indonesia di tingkat regional. Dengan fokus pada kerja sama berkelanjutan dan pembangunan inklusif, kedua negara tampak berupaya menulis bab baru dalam sejarah kemitraan ekonomi Asia Selatan dan Asia Tenggara.***