IKOBENGKULU.COM - Tahun pertama masa jabatan Senator Apt. Destita Khairilisani, S.Farm., M.SM., menjadi perjalanan yang penuh warna. Putri yang kerap dipanggil “kerudung putih” ini hadir bukan hanya sebagai legislator di Senayan, tetapi juga sebagai sosok yang membawa aspirasi daerah ke panggung nasional. Dalam kurun waktu satu tahun, kiprahnya mencakup isu-isu krusial mulai dari pendidikan, kesehatan, pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, disabilitas, kesejahteraan sosial, literasi, hingga ketahanan pangan. Kaleidoskop ini merekam jejak langkah Senator Destita yang lahir dari semangat mengabdi untuk Bengkulu.
Awal Kiprah Politik
Sebelum terjun ke dunia politik, Destita berkiprah di sektor farmasi lebih dari 15 tahun, termasuk bekerja di perusahaan Jepang dan Amerika di Jakarta. Dorongan keluarga besar dari Seluma dan Bengkulu membuatnya pulang kampung, dengan tekad mengabdi di tanah leluhur.
Pada 1 Mei 2023, ia resmi mendaftar sebagai pendaftar pertama bakal calon anggota DPD RI diiringi keluarga dan simpatisan dengan delman dan busana adat Bengkulu. Kehadirannya disambut KPU, menandai awal langkah politik yang serius.
Masa Kampanye
Masa kampanye menjadi ruang Destita untuk menyapa rakyat secara langsung. Ia berkeliling desa di 10 kabupaten/kota, menyerap aspirasi tentang infrastruktur, pendidikan, UMKM, hingga isu sosial. Kehadirannya disambut hangat, dari pemuda hingga emak-emak.
Mereka menaruh harapan besar pada sosok senator muda ini. Dalam kampanye, ia menekankan pentingnya kolaborasi, kemandirian ekonomi, dan keberanian membawa suara Bengkulu ke tingkat nasional.
1000 Desa di Provinsi Bengkulu yang dilalui mengantarkan Destita meraih dukungan sebanyak 201.888 suara atau tertinggi kedua dari 11 Calon lainnya.
Bertugas di Komite III DPD RI
Tanggal 1 Oktober 2024 menjadi tonggak penting, Destita resmi dilantik bersama 151 anggota DPD RI periode 2024–2029. Ia mendapat amanah di Komite III, yang membidangi diantaranya pendidikan, kesehatan, budaya, agama, tenaga kerja, dan ekonomi kreatif.
Selain itu, Senator lulusan Universitas Indonesia ini juga dipercaya di BULD (Badan Urusan Legislasi Daerah) serta BKSP (Badan Kerja Sama Parlemen). Kombinasi ini menempatkannya di posisi strategis, menjembatani isu daerah dengan pusat, sekaligus membuka ruang kerja sama internasional.
Kawal Isu Sosial dan Inklusi
Destita aktif menyuarakan hak-hak kelompok rentan. Pada hari pertama kerja, Senator langsung tancap gas kembali ke Bengkulu menemui Komunitas Disabilitas.
Bertepatan pada peringatan Hari Disabilitas Internasional, ia menegaskan pentingnya aksesibilitas fasilitas publik. Lewat forum penyerapan aspirasi bersama Organisasi Mitra Masyarakat Inklusi (MMI), ia mendorong kuota kerja, pendidikan inklusif, dan perbaikan transportasi publik ramah disabilitas.
Dalam momentum Hari Anak Nasional 2025, ia mengingatkan urgensi perlindungan anak dari kekerasan dan pernikahan usia dini. Sementara pada Hari Kartini dan Hari Perempuan Internasional, ia menekankan peran penting perempuan sebagai penggerak pembangunan, sekaligus mendorong kebijakan perlindungan dan pemberdayaan perempuan di Bengkulu.
Senator juga aktif mendorong regulasi seperti Perda Disabilitas dan pencegahan perkawinan anak di Bengkulu agar disahkan dan dibentuk sebagai upaya memberi penghormatan hak disabilitas dan menjaga hak-hak anak mendapat pendidikan setara tanpa ada pengaruh pernikahan dini yang angkanya cukup mengkhawatirkan.
Perjuangkan Kesejahteraan Guru Honorer dan Perangkat Desa
Sejak awal Senator telah banyak mendapat masukan dari berbagai kalangan termasuk para honorer di Bengkulu. Tarik ulur-nya regulasi pengangkatan honorer memicu keresahan guru di Bengkulu. Tak elak, pada awal 2025 massa Forum Aliansi Honorer menggelar aksi di depan Gedung DPR/DPD/MPR, menuntut pengangkatan guru honorer R2 dan R3 menjadi PPPK penuh waktu.
Senator hadir langsung menemui perwakilan honorer Bengkulu, menyatakan komitmennya memperjuangkan aspirasi tersebut, dan segera menyampaikannya kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, dalam rapat kerja Komite III. Destita menegaskan guru honorer merupakan tulang punggung pendidikan, namun kesejahteraan mereka masih jauh dari layak. Ia meminta Kemendikdasmen mempercepat regulasi pengangkatan honorer agar memperoleh kepastian status.
Abdul Mu’ti mengapresiasi aspirasi yang disampaikan dan menjelaskan persoalan pengangkatan guru masih terkait kewenangan otonomi daerah, namun pihaknya tengah mendorong agar kebijakan baru memungkinkan pembinaan dan pengangkatan dilakukan langsung oleh pemerintah pusat. Penundaan pengangkatan PPPK dan PNS juga memicu keresahan abdi negara pada triwulan pertama 2025. Kemenpan-RB bilang jika Calon PPPK dan PNS yang sudah kadung berhenti dari tempat bekerja, harus menunggu sampai awal 2026. Gelombang protes pun mencuat dari berbagai wakil rakyat termasuk Senator Destita, sampai akhirnya Presiden turun tangan dan meminta pengangkatan dipercepat sesuai kesepakatan awal yakni periode Juli-Oktober 2025.
Senator Destita dalam rapat bersama Badan Urusan Legislasi Daerah (BULD) awal 2025 menyuarakan aspirasi agar gaji perangkat desa disetarakan dengan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) golongan II A sesuai amanat PP Nomor 11 Tahun 2019. Hal ini mengingat peran vital perangkat desa sebagai ujung tombak pemerintahan dan pelayanan masyarakat, serta menegaskan pentingnya peningkatan kesejahteraan mereka. Aspirasi ini mendapat dukungan pimpinan BULD dan anggota DPD RI, dengan harapan kebijakan ini segera direalisasikan pemerintah pusat demi kehidupan yang lebih layak bagi perangkat desa di Bengkulu dan seluruh Indonesia.
Pembangunan Bengkulu
Sebagai anggota Komite III, isu kesehatan menjadi perhatian utama. Ia mengadvokasi peningkatan tenaga kesehatan, khususnya apoteker, di Bengkulu. Dalam audiensi dengan Kementerian Kesehatan, rentang periode Januari-Juni 2025, ia menekankan penguatan layanan kesehatan di wilayah terpencil seperti Pulau Enggano.
Destita juga turut memperjuangkan hadirnya kantor Balai Pekerja Migran Indonesia (P2MI) di Bengkulu, lengkap dengan pusat pelatihan pekerja migran. Setengah jalan, langkahnya langsung disambut Menteri Abdul Kadir Karding.
Pusat P2MI pun didirikan pada akhir Juli 2025 di Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Keberhasilan ini membuka peluang bagi ribuan calon pekerja migran dari Bengkulu bekerja secara aman dan legal di luar negeri.
Dalam bidang ketahanan pangan, ia mendukung program benih padi lokal untuk swasembada pangan. Melalui kelompok tani, para petani di Bengkulu mendapat bantuan benih secara cuma-cuma dari Kementerian Pertanian.
Di beberapa kesempatan jelang musim tanam, Ia bahkan turun langsung menyerahkan benih ke kelompok tani di Kota Bengkulu, Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, Kaur hingga Seluma.
Baginya, pertanian adalah pondasi kemandirian daerah sekaligus peningkatan kesejahteraan petani.
Dukung Seniman dan Komunitas Multisektor
Kepedulian Destita juga menjangkau ranah budaya. Ia memperjuangkan dukungan kementerian untuk seniman daerah, mengusulkan pelibatan seniman Bengkulu di Pekan Kebudayaan Nasional, dan mendorong sanggar-sanggar seni lokal tampil di panggung nasional. Aspirasi itu Ia sampaikan dan mendapat tanggapan positif dari kementerian ekonomi kreatif dan Kementerian Kebudayaan.
Aspirasi nyata pun dilakukan Destita deengan mendukung gelaran Festival Tabut 2025. Bersama seniman “Asak Suai” Senator Tampil menjadi sosok yang menginspirasinya-Fatmawati lewat teaterikal berjudul Fatmawati Untuk Indonesia.
Dalam penyerapan aspirasi Destita telah banyak menerima masukan dan memfasilitasi berbagai kalangan di antaranya komunitas Vespa, Komunitas Sepeda Onthel, dan para penulis buku hingga komunitas pelukis dan disabilitas.
Kunjungan ke Sanggar Salsabila membuktikan komitmennya mendukung kreativitas anak muda. Bahkan, ia mendukung terbentuknya komunitas Ulu Balang sebagai penjaga adat sekaligus pelestari budaya Lembak Bengkulu. Hal ini tak terlepas dari keanekaragaman kekayaan budaya Bengkulu.
Mengawal Kasus Krusial
Sebagai senator, ia juga tampil cepat merespons persoalan krusial. Saat terjadi antrean panjang BBM akibat pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai, dua hari Ia turun langsung meninjau dan mendesak percepatan pengerukan ke pihak Pelindo Bengkulu.
Tragedi tenggelamnya kapal wisata Pulau Tikus pun tak luput dari perhatiannya. Ia menyampaikan belasungkawa sekaligus mendorong penerapan Early Warning System (EWS) di destinasi wisata rawan bencana ke Menteri Pariwisata.
Pada Mei perjalanan panjang pun dilalui dengan adanya tragedi Gempa bumi yang merobohkan puluhan rumah warga Betungan Kota Bengkulu. Sehari setelah gempa, Ia langsung mengunjungi korban gempa danmenyerahkan gempa serta menyampaikan kondisi ke Sekretariat DPD RI. Keesokannya, bersama para Senator dan Ketua DPD RI Sultan Bahtiar Najamudin, Destita menyerahkan bantuan kemanusiaan berupa sembako dan logistik kebencanaan.
Dua momen tersebut turut diabadikan saat Senator mendampingi Wakil Presiden Republik Indonesia Gibran Rakabuming Raka saat meninjau pendangkalan alur dan menyalurkan bantuan ke korban gempa. Tak hanya itu, Destita mendampingi Wapres Gibran turun ke SDN 61 Bengkulu untuk memantau pelaksaan program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Selang beberapa hari, di bulan Agustus, masalah MBG yang menimbulkan keracunan ratusan siswa di daerah mencuat dan membuatnya geram. Destita yang sebelumnya meninjau program MBG di sekolah dan dapur bergizi Anggota Komite III DPD RI ini meminta seluruh pihak penyelenggara Program Makan Bergizi Gratis (MBG), baik untuk anak sekolah maupun MBG khusus ibu hamil-balita agar disiplin mengikuti protap yang telah ditetapkan Badan Gizi Nasional (BGN).
Kasus pendidikan atas dugaan kecurangan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) di SMAN 5 Kota Bengkulu yang melibatkan Kepala Sekolah, operator hingga ketua SPMB memantik kerja Senator. Di hadapan belasan siswa yang dikeluarkan lantaran tak terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Kemendikdasmen, Destita menguatkan dan berjanji mengawal kasusnya selesai sampai ke tangan Ombudsman hingga Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan. Pertengahan September Ombudsman yang melakukan pengumpulan data keterangan dari walimurid hingga pihak sekolah, mennyimpulkan satu fakta bahwa sekolah telah melakukan pelanggaran adminisdtrasi atau Maladministrasi lantaran tak mengindahkan regulasi Kementerian dan Pemprov mengalihkan jalur afirmasi pada siswa yang harusnya masuk dalam kuota domisili.
Refleksi Satu Tahun
Dalam berbagai kesempatan, Destita aktif mendampingi kepala daerah Bengkulu bertemu kementerian untuk menyerap anggaran pusat demi mendorong pembangunan Provinsi Bengkulu. Ia menyuarakan mulai dari isu kesehatan, pendidikan, hingga mendukung optimalnya program nasional seperti Sekolah Rakyat dan Makan Bergizi Gratis.
Mendukung pendikan setara juga ia lakukan dengan membagikan ribuan kuota program beasiswa Program Indonesia Pintar (PIP) dan beasiswa kuliah KIP. Hal ini demi perluasan akses, dan memberikan kesempatan belajar dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Satu tahun perjalanan Senator Destita Khairilisani adalah mosaik pengabdian. Dari ruang rapat paripurna di Senayan hingga desa-desa di pelosok Bengkulu, ia hadir mendengarkan, menyuarakan, dan memperjuangkan. Komitmennya mencakup dimensi luas, tak terbatas pada: perlindungan anak, kesetaraan gender, pemberdayaan UMKM, kesehatan, pertanian, migran, budaya, hingga infrastruktur energi dan transportasi.
Tantangan tentu tidak kecil. Isu struktural, keterbatasan anggaran, hingga kompleksitas regulasi menjadi pekerjaan rumah. Namun, keberanian Destita melangkah, jejaring yang ia bangun, serta dukungan masyarakat Bengkulu menjadi modal penting melanjutkan pengabdian.
Satu tahun perjalanan ini baru permulaan. Masih ada empat tahun ke depan untuk membuktikan bahwa suara rakyat Bengkulu benar-benar bergema di ruang kebijakan nasional. Dengan semangat Bantu Rakyat, Bangun Bengkulu, Senator Destita melangkah pasti menuju Indonesia Emas 2045.