JAKARTA, IKOBENGKULU.COM – Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia, Purbaya Yudhi Sadewa, melontarkan pernyataan ambisius terkait arah perekonomian nasional. Mantan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu optimistis ekonomi Indonesia mulai bangkit pada Oktober 2025 dan sepenuhnya pulih di akhir tahun.
“Di akhir tahun semua uang yang kita punya bisa dipakai secara efektif. Tidak akan ada lagi sisa anggaran berlebihan seperti dulu. Uang harus dipakai untuk pembangunan,” ujar Purbaya dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Pernyataan tersebut menjadi sorotan publik, mengingat pertumbuhan ekonomi dalam setahun terakhir masih tertekan oleh berbagai tantangan, mulai dari harga energi global hingga ketidakpastian geopolitik.
Fokus pada Percepatan Belanja Negara
Untuk mewujudkan target tersebut, Purbaya menegaskan langkah utama yang ditempuh adalah percepatan belanja negara. Ia menilai program-program pemerintah yang selama ini berjalan lambat harus dipacu agar dapat memberikan dampak nyata bagi perekonomian.
“Kalau ada program bagus tapi jalannya macet, akan kita dorong lebih cepat,” kata Purbaya.
Ia juga mengungkapkan rencana pembentukan Tim Akselerasi Program Pembangunan bersama Menko Perekonomian dan Menteri Investasi. Tim ini akan mengawasi penyerapan anggaran serta mengukur efektivitas belanja pemerintah. Menurut Purbaya, langkah ini adalah strategi jangka panjang, bukan solusi sementara.
Ekonomi Lesu, Optimisme Tetap Tinggi
Meski mengakui realisasi belanja negara masih rendah di triwulan ketiga, Purbaya menegaskan optimisme bahwa roda ekonomi akan kembali bergerak. “Mungkin triwulan ketiga agak lambat sedikit belanjanya dan ekonomi agak melambat. Tapi saya yakin Oktober, November, Desember semuanya akan berbalik arah,” ujarnya.
Dengan target pemulihan ekonomi akhir 2025, publik kini menanti realisasi janji Menkeu yang baru menjabat menggantikan Sri Mulyani Indrawati itu. Keberhasilan Purbaya akan menjadi ujian kredibilitasnya dalam mengelola kebijakan fiskal negara di tengah tekanan global. ***