Emas Tetap Jadi Pilihan Investasi di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Emas Tetap Jadi Pilihan Investasi di Tengah Gejolak Ekonomi Global

Bengkulu - Gejolak ekonomi global, ketidakstabilan nilai dolar, hingga isu perang dunia yang memengaruhi perekonomian membuat emas kembali dilirik sebagai instrumen investasi yang dinilai paling aman. Di Bengkulu, tren jual-beli emas masih tinggi, terutama dalam tiga bulan terakhir, seiring meningkatnya kebutuhan masyarakat.

Nastul, seorang pedagang emas berpengalaman di Kota Bengkulu, yang telah berkecimpung sejak tahun 1982, mengungkapkan bahwa harga emas per gram saat ini berada di kisaran Rp1,6 juta hingga Rp1,65 juta dengan kadar 95 persen. Ia menyebutkan, meski harga emas berfluktuasi, masyarakat tetap menilai emas sebagai aset jangka panjang yang bernilai.

“Kalau menurut saya, emas masih jadi investasi yang paling aman. Dulu harga emas pernah Rp1,8 juta, sekarang Rp1,6 juta. Itu bukti kalau harga emas bisa naik turun, tapi tetap stabil untuk jangka panjang,” jelas Nasrul.

Menurutnya, mayoritas konsumen yang aktif membeli emas adalah ibu rumah tangga. Rata-rata pembelian berkisar antara 1 gram, 5 gram, hingga 10 gram. Namun, dalam kondisi ekonomi saat ini, masyarakat cenderung lebih banyak menjual emas untuk memenuhi kebutuhan mendesak seperti biaya sekolah, pembelian rumah, maupun kebun.

Meski begitu, ia menekankan pentingnya pengetahuan dasar sebelum membeli emas agar tidak salah langkah. “Kesalahan umum pembeli pemula biasanya tidak menanyakan kadar emas atau persentase kemurniannya. Padahal itu penting agar tahu kualitas emas yang dibeli,” ujarnya.

Selain jual-beli emas fisik, saat ini mulai berkembang tren tabungan emas digital. Melalui layanan lembaga keuangan maupun aplikasi, masyarakat bisa menabung emas tanpa harus memegang fisiknya. “Sekarang orang bisa nabung emas lewat aplikasi, bisa beli kapan saja dan dimanapun. Kalau mau diambil dalam bentuk fisik juga bisa lewat pegadaian. Fenomena baru ini mempermudah masyarakat,” tambahnya.

Ia menilai, perkembangan tabungan emas digital memberikan opsi investasi lebih fleksibel bagi masyarakat, meski emas fisik tetap memiliki daya tarik tersendiri. “Kalau emas fisik jelas bisa langsung dipegang, tapi tabungan emas juga efisien. Masyarakat bisa cek harga harian, beli atau jual kapan pun,” jelasnya.

Ditanya soal tantangan usaha, ia menyebut bahwa kesalahpahaman konsumen yang belum memahami betul soal kadar dan harga emas masih sering terjadi. Namun, dengan pengalaman lebih dari 40 tahun berdagang, ia tetap optimistis emas akan selalu diminati sebagai instrumen investasi.

“Sejak tahun 1982 saya berdagang emas, sampai sekarang tidak pernah sepi peminat. Emas tetap jadi pegangan masyarakat di tengah kondisi ekonomi apapun,” tutup Nasrul. (Feby)