Usaha Tempe Mendoan Khas Gandaria Kian Diminati Warga Bengkulu

Usaha Tempe Mendoan Khas Gandaria Kian Diminati Warga Bengkulu
Berlokasi di Indomaret Natadirja Kilometer 7, Gandaria, usaha mendoan milik Juliansa buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB.

Bengkulu - Berawal dari usaha memproduksi tempe rumahan, Juliansa, pria berusia 32 tahun yang akrab disapa Yansa, kini sukses menghadirkan sajian tempe mendoan yang mulai digemari masyarakat Bengkulu. Usaha ini baru ia jalankan sejak Juni 2025, namun sudah mampu menarik pelanggan dari berbagai kalangan.

Berlokasi di Indomaret Natadirja Kilometer 7, Gandaria, usaha mendoan milik Juliansa buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00 WIB. Ide berjualan mendoan muncul setelah dirinya menyadari bahwa makanan khas Jawa Tengah tersebut belum banyak ditemui di Bengkulu. 

“Awalnya saya memang usaha tempe. Semua tempe yang saya pakai ini buatan sendiri dari kedelai mentah, jadi rasanya beda. Paling cuma beli kedelainya saja, selebihnya saya olah sendiri,” jelasnya saat ditemui.

Juliansa mengungkapkan, proses pembuatan tempe memakan waktu hingga tiga hari. “Pertama kedelai direbus, lalu didiamkan semalaman, kemudian dicuci bersih, dan dikemas. Setelah jadi tempe, baru saya olah menjadi mendoan,” ujarnya.

Satu porsi tempe mendoan berisi empat lembar dengan harga Rp20.000. Untuk memudahkan pembeli, menu ini juga tersedia di aplikasi GrabFood. Berkat rasa yang khas dan kualitas tempe yang terjaga, omset yang diperoleh Juliansa cukup menjanjikan, rata-rata mencapai Rp1,5 juta per hari. Meski begitu, cuaca menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi penjualan. 

“Kalau hujan, pembeli biasanya berkurang karena orang malas keluar rumah. Tapi kalau cuaca cerah, omsetnya stabil,” tambahnya.

Bagi Juliansa, keberadaan mendoan buatannya bukan sekadar bisnis, tetapi juga peluang untuk berkembang. “Harapan saya usaha ini bisa maju, buka cabang baru, dan menambah lapangan kerja. Karena ini kan UMKM, kita juga kerja sama sewa tempat di Indomaret, jadi punya peluang untuk lebih dikenal orang,” katanya optimis.

Salah satu pelanggan, Henri (24), mengaku sengaja datang dari daerah lain untuk membeli mendoan buatan Juliansa. “Rasanya enak banget, tempenya lembut, bumbunya pas, dan digorengnya nggak terlalu kering. Apalagi mendoan itu jarang ada di Bengkulu, jadi saya senang banget bisa nemuin yang seenak ini,” ucapnya sambil menikmati mendoan hangat di tempat.

Dengan cita rasa autentik, bahan baku berkualitas, dan strategi pemasaran yang memanfaatkan penjualan online, usaha tempe mendoan Juliansa berpotensi menjadi salah satu kuliner khas yang dicari masyarakat Bengkulu. Seiring berjalannya waktu, bukan tidak mungkin mendoan buatan pria asal Gandaria ini akan semakin populer dan merambah ke luar daerah. (Hanifah)