Bengkulu, Ikobengkulu.com- Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, secara resmi melarang penyelenggaraan studytour dan wisuda di seluruh jenjang pendidikan di wilayahnya. Keputusan ini diambil menyusul banyaknya keluhan dari orang tua siswa yang merasa terbebani dengan biaya tambahan untuk kegiatan tersebut.
Dalam pernyataan resminya yang diunggah melalui akun TikTok pribadinya pada Selasa (25/2), Helmi Hasan menegaskan bahwa kepala dinas pendidikan serta kepala sekolah mulai dari tingkat PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK tidak diperkenankan mengadakan kegiatan yang dinilai tidak esensial dan berpotensi menjadi beban ekonomi bagi wali murid.
"Saya meminta seluruh kepala dinas dan kepala sekolah di Provinsi Bengkulu untuk tidak lagi mengadakan studytour maupun wisuda yang membebani orang tua murid," ujar Helmi Hasan, yang saat ini tengah menghadiri Retret Magelang di Jawa Tengah.
Respons Atas Keluhan Wali Murid
Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap laporan dari wali murid yang merasa keberatan dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk studytour dan wisuda. Dalam beberapa tahun terakhir, tren perjalanan wisata edukatif dan perayaan kelulusan semakin marak dilakukan oleh sekolah di berbagai jenjang pendidikan.
Namun, bagi sebagian orang tua, kegiatan tersebut justru menjadi beban finansial. Banyak dari mereka mengeluhkan besarnya biaya yang harus dikeluarkan, mulai dari transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga kebutuhan tambahan lainnya.
Bagi keluarga dengan keterbatasan ekonomi, pengeluaran tersebut dirasa tidak perlu dan menambah tekanan finansial. Selain itu, tidak semua siswa bisa mengikuti kegiatan tersebut, sehingga menimbulkan ketimpangan di lingkungan sekolah.
Pendidikan yang Lebih Inklusif
Pemerintah Provinsi Bengkulu menilai bahwa pendidikan harus tetap menjadi prioritas utama tanpa adanya tekanan finansial dari kegiatan yang bersifat seremonial. Oleh karena itu, pelarangan ini bertujuan untuk memastikan bahwa sistem pendidikan di Bengkulu tetap inklusif dan tidak membebani wali murid.
Helmi Hasan berharap kebijakan ini mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk kepala sekolah, guru, serta komite sekolah. Menurutnya, fokus utama pendidikan seharusnya adalah peningkatan kualitas pembelajaran ketimbang kegiatan yang berpotensi menciptakan kesenjangan ekonomi di antara siswa.
Tren Kebijakan Serupa di Daerah Lain
Pelarangan studytour dan wisuda bukanlah hal baru di Indonesia. Beberapa daerah lain juga telah menerapkan kebijakan serupa untuk menghindari praktik komersialisasi di dunia pendidikan. Pemerintah pusat pun telah beberapa kali mengeluarkan imbauan agar sekolah lebih bijak dalam mengadakan kegiatan di luar pembelajaran formal.
Helmi Hasan menutup pernyataannya dengan harapan bahwa kebijakan ini akan membawa manfaat bagi sistem pendidikan di Bengkulu.
"Semoga Allah SWT menolong kita dalam menggapai ridho dan ampunan-Nya," ujar Helmi Hasan.
Dengan kebijakan ini, sekolah-sekolah di Bengkulu diharapkan dapat lebih fokus pada peningkatan kualitas pendidikan tanpa menambah beban bagi orang tua murid.***