Bengkulu, Ikobengkulu.com – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Wahyu Yuwana Hidayat, memberikan pernyataan terkait kebijakan terbaru yang diambil oleh Bank Indonesia untuk menjaga stabilitas ekonomi. Dalam upaya mempertahankan stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan yang berkelanjutan, Bank Indonesia menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.
“Penurunan BI-Rate ini merupakan langkah yang konsisten dengan perkiraan inflasi yang masih terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada tahun 2025 dan 2026. Ini juga sejalan dengan upaya untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi, dengan tetap memperhatikan dinamika perekonomian global dan nasional,” ujar Wahyu Yuwana.
Wahyu Yuwana menjelaskan, kebijakan ini bertujuan untuk mengendalikan inflasi dan nilai tukar rupiah agar sesuai dengan fundamental perekonomian, sekaligus memberikan ruang bagi perekonomian domestik untuk tumbuh.
“Kebijakan moneter ini sangat penting untuk menjaga inflasi dalam sasaran, serta mendukung sektor-sektor yang berpotensi mendorong pertumbuhan, seperti UMKM dan ekonomi hijau,” tambahnya.
Selain itu, Yuwanajuga menyoroti pentingnya kebijakan makroprudensial yang longgar untuk meningkatkan kredibilitas sektor perbankan dan pembiayaan di Indonesia. “Kami juga mengarahkan kebijakan sistem pembayaran untuk mendukung sektor-sektor prioritas, termasuk sektor perdagangan dan UMKM, yang sangat vital dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujarnya,
Prospek Ekonomi 2025-2026
Menurut Wahyu Yuwana prospek ekonomi Indonesia pada tahun 2025-2026 diperkirakan tumbuh di kisaran 4,7% hingga 5,5%. Sementara itu, inflasi diperkirakan akan tetap berada pada angka 2,5% ± 1%, dan pertumbuhan kredit diperkirakan mencapai 11% hingga 13%.
Wahyu Yuwanajuga menambahkan, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendukung pertumbuhan melalui kebijakan yang terkoordinasi dengan baik.
"Dengan langkah kebijakan yang tepat dan responsif, kami optimistis Indonesia dapat terus mempertahankan momentum pertumbuhannya dan menghadapi tantangan global yang ada," tutup Wahyu Yuwana.***