IKOBENGKULU.COM – Pelestarian bahasa daerah semakin menjadi sorotan dalam menjaga kekayaan budaya Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai langkah nyata, Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI) diadakan untuk meningkatkan kesadaran siswa mengenai pentingnya bahasa nasional dan daerah.
UKBI tingkat pelajar se-Provinsi Bengkulu digelar di GOR Sawah Lebar, Bengkulu, pada Selasa pagi (24/9), dengan partisipasi lebih dari 2.600 siswa dari berbagai SMA dan SMK. Acara ini dibuka secara daring oleh Gubernur Bengkulu, Rohidin Mersyah, yang dalam sambutannya mengajak para siswa untuk tidak hanya menguasai Bahasa Indonesia tetapi juga mencintai dan melestarikan bahasa daerah sebagai bagian dari identitas budaya.
"Bahasa daerah di Bengkulu sangat beragam, seperti Serawai, Pekal, Rejang, dan lainnya. Kita harus menjaga dan melestarikan bahasa-bahasa ini agar tidak punah dan tetap menjadi bagian dari kekayaan budaya kita," ungkap Gubernur Rohidin.
Rohidin menekankan pentingnya menjaga keberagaman bahasa daerah sembari tetap menjunjung tinggi Bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa.

"Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional yang menyatukan kita di seluruh penjuru negeri, namun keberagaman bahasa daerah juga perlu dilestarikan sebagai warisan budaya yang tak ternilai," tambahnya.
UKBI tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur kemampuan berbahasa, tetapi juga menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan dalam pemberian beasiswa bagi siswa berprestasi di Provinsi Bengkulu.
Prof. E. Aminudin Aziz, yang juga turut hadir sebagai narasumber, menyoroti pentingnya UKBI sebagai bekal siswa dalam pendidikan tinggi. Menurutnya, banyak mahasiswa yang masih mengalami kesulitan dalam penulisan ilmiah karena kurangnya pemahaman terhadap penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
"Kami sering mendapat laporan dari dosen mengenai kesalahan dalam penulisan skripsi atau tesis mahasiswa, yang disebabkan oleh kurangnya pemahaman dalam UKBI," jelas Prof. Aminudin.
Dengan adanya UKBI, diharapkan generasi muda Bengkulu tidak hanya mahir dalam Bahasa Indonesia, tetapi juga berperan aktif dalam melestarikan bahasa daerah yang menjadi bagian penting dari kekayaan budaya nasional. ***