Dalam pusaran kehidupan yang dinamis, terkadang manusia perlu berhenti sejenak menyelami realitas di sekelilingnya dan berbuat sesuatu yang nyata. Itulah inti dari pengabdian yang kini menjadi misi utama puluhan mahasiswa Universitas Ratu Samban (UNRAS) di Kabupaten Bengkulu Utara saat mereka dilepas untuk menjalani Kuliah Kerja Nyata (Kukerta). Ditengah deru harapan dan tantangan, mereka siap mengabdikan diri dan memberi kontribusi nyata di tengah masyarakat sebuah langkah awal untuk membuktikan bahwa ilmu bukan hanya untuk dikuasai, tetapi untuk dibagikan dan diterapkan.
Di Aula Universitas Ratu Samban, momentum bersejarah ini dimulai. Puluhan mahasiswa dari berbagai Program Studi berkumpul untuk memulai masa Kukerta mereka, sebuah perjalanan akademik yang tak hanya menguji kecerdasan tetapi juga kebijaksanaan dan ketangguhan mereka sebagai calon pemimpin masa depan. Kukerta bukan sekadar tugas kuliah biasa; ini adalah panggilan untuk menyelami realitas kehidupan, mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari, dan berkontribusi secara langsung kepada masyarakat. Selama 45 hari ke depan, desa-desa di wilayah Bengkulu Utara akan menjadi laboratorium hidup bagi mereka.
Pembekalan yang diterima mahasiswa sebelum keberangkatan mereka tidaklah main-main. Mulai dari pelatihan teknis hingga etika dalam berinteraksi dengan masyarakat, semua disusun dengan cermat untuk mempersiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan di lapangan. Ketua Panitia Kukerta, Tofik Romadhon, MM, dengan tegas mengingatkan bahwa waktu yang mereka miliki sangat terbatas. Oleh karena itu, setiap detik harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk membawa perubahan positif di masyarakat tempat mereka ditempatkan.
Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Universitas Ratu Samban, Yuni Indah S, S.Sos., M.Si, yang mewakili Rektor, menekankan pentingnya tanggung jawab dan dedikasi selama pelaksanaan Kukerta. Mahasiswa tidak hanya bertugas untuk menjalankan program kerja yang telah dirancang, tetapi juga untuk benar-benar terlibat dalam kehidupan masyarakat setempat. Dengan pengawasan ketat dari Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) mereka diharapkan dapat menjaga integritas dan menjalankan tugas mereka dengan profesionalisme yang tinggi mencerminkan semangat Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Pengabdian yang sesungguhnya bukanlah sekadar formalitas akademik, seperti yang diingatkan oleh Parwito, S.P., M.P., Ketua LPPM UNRAS. Ia menekankan bahwa kontribusi nyata kepada masyarakat harus menjadi prioritas utama, jauh diatas kepentingan pribadi atau sekadar memenuhi kewajiban akademik. Mahasiswa dituntut untuk tidak hanya fokus pada tugas formal, tetapi juga menunjukkan kepedulian dan komitmen yang tulus dalam membantu masyarakat menemukan solusi untuk permasalahan yang ada.
Ketika nama baik universitas dipertaruhkan, para mahasiswa UNRAS ditantang untuk tidak hanya menjadi agen perubahan tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat. Sementara itu Sekretaris Yayasan Ratu Samban, Ir. Rohyanto, dalam sambutannya menegaskan bahwa Kukerta ini bukan hanya soal akademik, tetapi juga soal membentuk karakter yang kuat dan bertanggung jawab. Diakhir perjalanan ini, mahasiswa UNRAS diharapkan kembali dengan pengalaman yang memperkaya, bukan hanya ilmu di kepala tetapi juga kebijaksanaan dihati, siap untuk menghadapi tantangan hidup selanjutnya dengan lebih mantap dan bermakna. (Parwito)