Kakanwil Kemenag Bengkulu Dorong Pesantren Al-Fatah Jadi Pionir Budidaya Lebah Madu Trigona

Kakanwil Kemenag Bengkulu Dorong Pesantren Al-Fatah Jadi Pionir Budidaya Lebah Madu Trigona
Dr. H. Muhammad Abdu bersama rombongan meninjau sentra produksi kopi di Ponpes Al-Fatah. (Sumber: Kemenag Bengkulu)

IKOBENGKULU.COM - Di tengah hamparan hijau Desa Sidomukti, Kecamatan Padang Jaya, Bengkulu Utara, semilir angin membawa harapan baru bagi para santri dan pengurus Pondok Pesantren Al-Fatah.

Pada suatu Selasa yang cerah, tanggal 6 Agustus 2024, suasana di pondok pesantren ini semakin hidup dengan kedatangan tamu istimewa.

Dr. H. Muhammad Abdu, S.Pd., M.M., Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bengkulu, bersama dengan rombongannya, datang untuk memberikan dukungan dan semangat.

Kehadiran Dr. H. Muhammad Abdu bukan sekadar kunjungan biasa. Beliau membawa misi khusus untuk mendorong Pondok Pesantren Al-Fatah menjadi pionir dalam budidaya lebah madu trigona, mengikuti jejak sukses Ponpes Nurul Qur'an di Kabupaten Lebong.

Dengan senyum hangat, Ustad Abdul Majid dan istrinya, Ustazah Iin Kurniasih, menyambut rombongan dengan penuh antusiasme. Dari jauh, tampak pula Ustad Nanang dari Ponpes Nurul Qur'an yang turut hadir mendukung.

Sore itu, di bawah rindangnya pepohonan, Kakanwil memberikan piagam penghargaan kepada Pondok Pesantren Al-Fatah sebagai Kontributor Dalam Proyek Perubahan Strategis Penguatan Usaha Kemandirian Pesantren Budidaya Lebah Madu Trigona.

Suasana haru menyelimuti saat piagam kedua diserahkan kepada Ponpes Nurul Qur'an, yang diakui sebagai Pilot Project Nasional dalam usaha yang sama.

"Ini adalah langkah besar untuk kita semua," kata Dr. H. Muhammad Abdu dengan penuh kebanggaan.

Rasa penasaran membawa Kakanwil dan rombongan ke area budidaya lebah madu trigona.

Di sana, kotak-kotak sarang lebah tersusun rapi, penuh dengan aktivitas lebah yang sibuk mengumpulkan madu.

Tidak hanya meninjau, Kakanwil bahkan berkesempatan mencicipi manisnya madu trigona langsung dari sarangnya.

"Rasanya luar biasa, manis dan sedikit asam, benar-benar alami," ungkapnya sambil tersenyum.

Tidak jauh dari lokasi budidaya lebah, Kakanwil mengunjungi sentra produksi kopi yang juga dikelola oleh pondok pesantren.

Aroma kopi yang sedang digiling menyambut mereka, menambah kehangatan suasana kunjungan.

Melihat antusiasme para santri yang terlibat dalam produksi, Kakanwil tidak bisa menyembunyikan rasa kagumnya.

"Inilah bukti nyata kemandirian pesantren. Dari budidaya lebah hingga produksi kopi, semua dikerjakan dengan dedikasi tinggi," tambahnya.

Dengan semangat yang sama, Dr. H. Muhammad Abdu menyampaikan harapannya agar produk-produk hasil budidaya lebah madu trigona dan kopi dari Pondok Pesantren Al-Fatah dapat dipasarkan lebih luas.

"Bukan hanya di tingkat lokal, tetapi hingga ke tingkat internasional. Produk-produk ini adalah bukti kerja keras dan kreativitas keluarga besar pondok pesantren," ujarnya penuh semangat.

Kehangatan kunjungan itu tidak hanya dirasakan oleh para pengurus pondok pesantren, tetapi juga oleh santri-santri yang mendapatkan inspirasi dan motivasi baru.

Mereka kini memiliki impian besar untuk terus mengembangkan usaha-usaha kreatif yang ada di pondok pesantren mereka.

"Kami siap bekerja lebih keras untuk memajukan pesantren dan memberikan manfaat bagi masyarakat," kata salah satu santri dengan mata berbinar.

Hari itu, di tengah keceriaan dan harapan, Desa Sidomukti menjadi saksi lahirnya semangat baru bagi Pondok Pesantren Al-Fatah.

Dengan dukungan penuh dari Kakanwil Kemenag Bengkulu, budidaya lebah madu trigona dan produksi kopi diharapkan dapat menjadi simbol kemandirian dan keberhasilan pesantren dalam mengatasi tantangan zaman.

Ini bukan hanya tentang produksi madu dan kopi, tetapi tentang membangun masa depan yang lebih cerah bagi seluruh komunitas pesantren.***