Palembang, Kota Tertua di Indonesia

Palembang, Kota Tertua di Indonesia

Ibukota Provinsi Sumatera Selatan ini, merupakan Kota Tertua di Indonesia tepatnya berasal dari abad ke-7 masehi. Terhitung tahun 2024 ini, umur Kota Palembang tidak kurang dari 1.342 tahun, berdasarkan prasasti Sriwijaya yakni prasasti Kedukan Bukit, yang berangka 16 Juni 682 Masehi.

Sebagai ibukota Kerajaan Sriwijaya, Palembang menjadi sentra kendali atas wilayah pemerintahan atas sebagian dari Nusantara bagian barat, hingga penguasaan rute perdagangan maritim, khususnya Selat Malaka. Palembang juga jadi saksi sejarah, saat Penjajah Belanda memberangus dan menghapus keberadaan Kesultanan Palembang Darussalam, pada 7 Oktober 1823.

Data Statistik tahun 1990 menyebut, jika separuh lebih tepatnya 52,24 persen wilayah Palembang terendam air, baik bernentuk rawa maupun air hujan dan air sungai saat meluap menjadi banjir.

Kemungkinan karena kondisi inilah, maka nenek moyang Wong Kito menamakan kota ini sebagai "Pa"-"lembang", dimana dalam bahasa melayu Pa atau Pe sebagai kata tunjuk tempat atau keadaan, lalu lembang atau lembeng artinya tanah yang rendah atau membengkak karena lama terendam air, atau dalam bahasa melayu-Palembang, lembang atau lembeng adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.

Posisi strategis Kota Palembang, terjadi karena memiliki daya jangkau yang tinggi serta sangat efektif untuk mengendalikan lalu lintas tiga kesatuan wilayah, yakni Tanah tinggi Sumatera bagian Barat yaitu Pegunungan Bukit Barisan, Daerah kaki bukit dan pertemuan anak-anak sungai sewaktu memasuki dataran rendah, serta Daerah pesisir timur laut.

Faktor inilah yang diyakini menjadi pertimbangan Kerajaan Sriwijaya, memilih mendirikan permukiman atau wanua yang kini dikenal dengan nama Palembang sebagai ibukota Kerajaan, yang kemudian dilanjutkan oleh Kesultanan Palembang Darussalam.

Sriwijaya, yang merupakan kekuatan politik dan ekonomi di zaman klasik pada wilayah Asia Tenggara. Kejayaan Sriwijaya diambil oleh Kesultanan Palembang Darusallam pada zaman madya sebagai kesultanan yang disegani di kawasan Nusantara.

Setelah mengalami kejayaan selama beberapa abad, Kerajayaan Sriwijaya pada akhirnya harus mengalami kemunduran pada abad ke-12, setelah berulang kali menahan gempuran sejumlah kerajaan-kerajaan besar lainnya yang mulai bersinar.