Studi Lapangan Bermani Coffee: Delapan Pemuda Seluma Pelajari Rahasia Sukses Kopi Juara Dunia

Studi Lapangan Bermani Coffee: Delapan Pemuda Seluma Pelajari Rahasia Sukses Kopi Juara Dunia
Yayasan asal Kabupaten Seluma kunjungi Bermani Coffee untuk belajar ilmu tentang perkopian. (Foto: Kolase/BN)

IKOBENGKULU.COM - Delapan warga dari Kecamatan Seluma Utara, Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, yang tergabung dalam Yayasan Earthqualizer dan lembaga konservasi satwa liar WCS - IP, baru-baru ini melakukan kunjungan studi lapangan ke Kabupaten Rejang Lebong.

Kunjungan ini memiliki tujuan khusus: mempelajari praktik produksi dan pengemasan kopi di Bermani Coffee, yang terkenal karena meraih medali emas dalam kategori "puissant amer" di festival kopi internasional Agence pour la Valoration des Produits Agricoles (AVPA) pada tahun 2019.

Pemandangan di Kabupaten Rejang Lebong saat itu begitu hangat, penuh semangat dan harapan. Delapan pemuda ini, dengan penuh antusiasme, melangkah ke perkebunan dan rumah produksi Bermani Coffee.

Mereka disambut oleh udara segar pegunungan dan hamparan kebun kopi yang rapi, seolah menunggu untuk memberikan pelajaran berharga bagi para tamu ini.

Riki Dian Saputra, anggota WCS - IP, bersama rekannya Robi Nababan dari Earthqualizer, menjelaskan bahwa kunjungan ini berlangsung selama dua hingga tiga hari. "Kami datang ke Kabupaten Rejang Lebong untuk mempelajari pengolahan lahan, hasil kopi, dan pengemasan yang dilakukan oleh Bermani Coffee," ujar Riki.

Kunjungan ini bukan sekadar wisata edukasi. Para peserta diharapkan dapat membawa pulang ilmu yang berharga dan menerapkannya di dua desa di Kecamatan Seluma Utara, yaitu Desa Sinar Pagi dan Desa Lubuk Resam.

"Studi lapangan ini dilatarbelakangi oleh turunnya hasil produksi kopi di Desa Sinar Pagi dan Desa Lubuk Resam. Oleh karena itu, kami datang ke Bermani Coffee untuk menimba ilmu dan mencari solusi," tegas Riki.

Haris Gunawan, pemilik Bermani Coffee, menyambut dengan tangan terbuka. "Saya sangat mengapresiasi keinginan mereka. Mereka tidak segan-segan datang ke Bermani Coffee untuk belajar langsung dari praktek di kebun kami," katanya dengan senyum bangga.

Selama kunjungan, mereka tidak hanya belajar tentang teknik pertanian yang efisien dan ramah lingkungan, tetapi juga menyaksikan proses pengemasan yang cermat dan higienis. Semua ini memberikan mereka gambaran tentang bagaimana kopi berkualitas tinggi dihasilkan.

Di akhir kunjungan, harapan baru muncul. Ilmu dan pengalaman yang didapat di Bermani Coffee diharapkan mampu mengatasi masalah produksi kopi di desa mereka. Kerjasama ini diharapkan akan memperkuat komunitas petani kopi di Bengkulu, menjadikan mereka lebih tangguh dan inovatif dalam menghadapi tantangan.

Semangat belajar dan kolaborasi ini menciptakan cerita inspiratif tentang bagaimana pengetahuan dan pengalaman dapat diubah menjadi kekuatan untuk mengatasi tantangan. Haris Gunawan dan delapan pemuda dari Seluma kini berbagi satu tujuan: menjadikan kopi Bengkulu tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi juga di panggung dunia.(Iman Kurniawan)