Bengkulu Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru, Menhub Budi Karya Responsif terhadap Usulan Gubernur Rohidin

Bengkulu Siap Jadi Pusat Ekonomi Baru, Menhub Budi Karya Responsif terhadap Usulan Gubernur Rohidin
Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi membahas pengembangan infrastruktur strategis Bengkulu di Gedung Karsa, Jakarta. (FOTO: DOK. HUMAS Kemenhub)

IKOBENGKULU.COM-  Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi membahas sejumlah proyek infrastruktur strategis di Gedung Karsa Lt 9, Kementerian Perhubungan Jakarta, pada Rabu (17/07).

Pertemuan ini bertujuan untuk mempercepat pengembangan infrastruktur di Bengkulu, menjadikannya pusat perekonomian baru di Pesisir Barat Sumatera.

Gubernur Rohidin yang didampingi Asisten II, Kadis Perhubungan, Kadis ESDM Provinsi Bengkulu, dan pejabat teknis lainnya, memaparkan progres pembangunan Bandara Fatmawati Soekarno dan Pelabuhan Pulau Baai. Kedua fasilitas ini kini dikelola oleh PT Angkasa Pura II dan PT Pelindo II.

Selain itu, Gubernur Rohidin juga mengusulkan pengembangan dua bandara penyangga, yakni Bandara Mukomuko dan Bandara Pulau Enggano, serta pengembangan Pelabuhan Penyeberangan Kahyapu di Pulau Enggano dan Pelabuhan Linau di Kabupaten Kaur. Usulan lainnya adalah pembangunan pelabuhan khusus pengangkutan batubara di Kabupaten Bengkulu Utara.

Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah bersama Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi membahas pengembangan infrastruktur strategis Bengkulu di Gedung Karsa, Jakarta. (FOTO: DOK. HUMAS Kemenhub)

"Jadi tadi sudah kita sampaikan kepada Pak Menhub Budi Karya. Sambutan beliau sangat responsif terkait pengembangan infrastruktur strategis Bengkulu, termasuk usulan pembangunan pelabuhan baru di Bengkulu Utara," jelas Gubernur Rohidin.

Gubernur Rohidin juga mengajukan pembangunan terminal Tipe A Air Sebakul di Kota Bengkulu untuk meningkatkan konektivitas transportasi.

Kadishub Provinsi Bengkulu, Bambang Agus Suprabudi, menjelaskan bahwa usulan pengembangan Pelabuhan Pulau Baai lebih menitikberatkan pada pengembangan jalur masuk yang saat ini masih terkendala pendangkalan alur.

"Untuk memasukkan kapal tongkang dan peti kemas minimal diperlukan kedalaman -8 meter laut dalam, sementara kedalaman arus saat ini berkisar pada -3 hingga -4 meter laut dalam," ujarnya.

Pengembangan Pelabuhan Kahyapu Enggano dan Pelabuhan Linau juga menjadi fokus utama karena potensi logistik dan ekspor dari wilayah ini sangat tinggi. "Pak Gubernur memaparkan bahwa ini menjadi potensi besar bagi Bengkulu untuk menyumbang angka ekspor Indonesia," tambah Bambang.

Terkait pengembangan Bandara Fatmawati Soekarno, Bandara Mukomuko, dan Bandara Enggano, Menhub Budi Karya menyatakan komitmennya.

"Menhub menyampaikan bahwa untuk Bandara Fatmawati Soekarno akan dilanjutkan pembangunan fisik pada tahun 2025. Pengembangan Bandara Enggano diusulkan anggaran APBN senilai Rp 41 miliar, dan Bandara Mukomuko yang saat ini juga dalam proses inventarisir akan diusulkan pengembangannya," tutup Bambang.***