Keunikan Produk Perkebunan dan Pertanian Indonesia Dipamerkan di Sidang Majelis Umum ke-65 WIPO

Keunikan Produk Perkebunan dan Pertanian Indonesia Dipamerkan di Sidang Majelis Umum ke-65 WIPO
Dirjen KI, Min Usihen, dan Menparekraf, Sandiaga Uno, memperkenalkan produk IG Indonesia di Sidang Majelis Umum ke-65 WIPO di Jenewa. (FOTO: DOK. HUMAS Kemenkumham)

JAKARTA, IKOBENGKULU.COM- Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) memperkenalkan produk indikasi geografis (IG) pertanian dan perkebunan Indonesia di Sidang Majelis Umum ke-65 World Intellectual Property Organization (WIPO).

Dengan tema "Experience the Premium Quality of Indonesia’s Geographical Indication Agricultural Product," pameran ini berlangsung di Lobby WIPO Saloon Apollon dari tanggal 9 hingga 17 Juli 2024, menampilkan 138 Produk IG khas Indonesia.

"IG bukan hanya sekadar label, tetapi juga sebuah pengakuan atas kualitas dan keunikan produk yang dihasilkan oleh komunitas lokal. Ini memberikan nilai tambah yang signifikan bagi produk-produk kita dan membuka peluang ekonomi yang lebih besar bagi petani dan produsen lokal," ujar Direktur Jenderal Kekayaan Intelektual, Min Usihen, dalam pidatonya pada hari kedua Rakordal Program Dukungan Manajemen Kemenkumham Tahun 2024 di Hotel Grand Mercure Harmoni Jakarta, Rabu (17/7/2024).

Dirjen KI, Min Usihen, dan Menparekraf, Sandiaga Uno, memperkenalkan produk IG Indonesia di Sidang Majelis Umum ke-65 WIPO di Jenewa. (FOTO: DOK. HUMAS Kemenkumham)

Pameran ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk memperkenalkan produk-produk unggulan seperti Teh Java Preanger dan Bareh Solok kepada dunia internasional. Min Usihen berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan apresiasi terhadap produk-produk IG Indonesia, baik di dalam negeri maupun luar negeri.

"Dengan adanya pengakuan dan pelindungan yang lebih baik, produk-produk ini tidak hanya akan mendapatkan nilai ekonomis yang lebih tinggi, tetapi juga akan membantu melestarikan tradisi dan pengetahuan lokal yang sudah ada selama berabad-abad," tambahnya.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, turut berpartisipasi dalam pameran ini.

"Saya sangat senang dengan kegiatan pameran ini dan mengapresiasi DJKI yang telah memperkenalkan produk-produk lokal dari Indonesia. Harapannya, wisatawan yang datang ke Indonesia tidak hanya menikmati keindahan alamnya tetapi juga membawa buah tangan dari para pengrajin atau petani lokal," kata Sandiaga.

Sandiaga juga berharap bahwa pengenalan produk-produk ini dapat membuka wawasan pengunjung tentang daerah-daerah lain di Indonesia yang memiliki produk lokal berkualitas.

"Dengan diperkenalkannya produk-produk ini, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran tentang berbagai daerah di Indonesia yang memiliki produk lokal berkualitas. Ini juga dapat berdampak positif bagi para Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia," tutupnya.

Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Bengkulu, Santosa, juga mendukung penuh kegiatan ini. "Pengakuan atas produk IG memberikan nilai tambah yang signifikan bagi komunitas lokal, karena setiap produk membawa cerita dan keunikan yang hanya bisa ditemukan di daerah asalnya. Ini tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi, tetapi juga pada pelestarian tradisi dan pengetahuan lokal yang sangat berharga," ujar Santosa.

Sebagai informasi, Produk Indikasi Geografis dari Provinsi Bengkulu seperti Batik Besurek, Kopi Robusta Kepahiang, Kopi Robusta Rejang Lebong, Jeruk Kalamansi Bengkulu Tengah, dan Tenun Bumpak Seluma turut dipamerkan dan diperkenalkan pada Sidang Majelis Umum ke-65 WIPO di Jenewa, Swiss.***