IKOBENGKULU.COM – Inflasi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2024 diperkirakan akan mengalami perlambatan menjadi sekitar 2,50% ± 1% year-on-year, turun dari realisasi 3,09% di tahun 2023. Perlambatan ini terutama disebabkan oleh berkurangnya dampak dari penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM), peningkatan kegiatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), serta implementasi harga acuan baru oleh Badan Perencanaan Nasional (BAPANAS).
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu, Darjana, mengatakan, "Upaya penguatan pengendalian inflasi di daerah, terutama melalui GNPIP, telah membantu memoderasi tekanan inflasi yang dihadapi Provinsi Bengkulu. Kami juga mendukung inisiatif pemerintah dalam mengimplementasikan harga acuan yang baru sebagai langkah strategis dalam menjaga stabilitas harga di pasar."
Namun, beberapa risiko yang bisa meningkatkan inflasi masih ada, seperti peningkatan permintaan masyarakat terhadap bahan makanan selama Ramadan dan Idul Fitri, keterbatasan produksi lokal akibat kondisi cuaca yang tidak menentu, serta kenaikan harga beras dan cabai merah karena kondisi stok yang terbatas.
Faktor lain yang dapat berdampak adalah kenaikan tarif cukai rokok dan tarif parkir di Kota Bengkulu, serta masih tingginya harga pupuk non-subsidi dan harga pakan ternak.
Untuk mengatasi risiko tersebut, pemerintah daerah dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Bengkulu telah mengambil beberapa langkah penting. Ini termasuk penyediaan beras SPHP melalui kantor kelurahan untuk memudahkan akses masyarakat terhadap beras dengan harga yang terjangkau, serta operasi Toko Pangan Ado Galo yang menyediakan bahan pangan dengan harga stabil.
.jpeg)
Darjana menambahkan, "Operasi Toko Pangan Ado Galo, kerjasama antara Pemerintah Kota Bengkulu, Bank Indonesia, dan Bulog, telah berkontribusi besar dalam upaya pengendalian harga. Kami akan terus memonitor dan mengkoordinasikan upaya-upaya tersebut untuk memastikan inflasi tetap terkendali dan tidak memberatkan masyarakat."
Selain itu, upaya lain yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga termasuk peningkatan produksi pangan melalui program tanam pekarangan dan urban farming, serta kegiatan-kegiatan dalam rangka GNPIP yang dijalankan oleh TPID di tingkat Provinsi, Kabupaten, dan Kota se-Bengkulu.
Outlook inflasi untuk Provinsi Bengkulu di tahun 2024 tetap positif dengan adanya berbagai upaya pengendalian inflasi yang aktif, meski terdapat beberapa tantangan dan risiko yang perlu diwaspadai.
Keterpaduan aksi dari berbagai sektor diharapkan akan terus mempertahankan inflasi pada level yang sehat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di wilayah tersebut.
Outlook inflasi yang positif ini juga didukung oleh penurunan tekanan harga pada beberapa komoditas pangan strategis, menurut data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS).
Pada minggu ketiga Maret 2024, komoditas seperti beras, daging ayam, dan telur ayam mengalami kenaikan harga, namun tekanan harga pada cabai merah, minyak goreng, dan gula pasir tercatat melandai. Kondisi ini terutama disebabkan oleh peningkatan permintaan selama periode Ramadan di tengah pasokan yang terbatas akibat musim panen yang belum merata.
Dalam menghadapi risiko inflasi, TPID Bengkulu telah menetapkan beberapa langkah strategis, termasuk memperluas gerakan Pangan Murah ke tingkat kelurahan dan operasionalisasi rutin Toko Pangan Ado Galo. Kegiatan ini tidak hanya mendukung stabilisasi harga di pasar lokal tetapi juga meningkatkan aksesibilitas masyarakat terhadap bahan pangan berkualitas dengan harga terjangkau.
“Dengan koordinasi yang baik antara Bank Indonesia, pemerintah daerah, dan Bulog, serta dukungan dari kebijakan-kebijakan yang telah kami terapkan, kami optimis dapat mempertahankan inflasi pada level yang stabil dan mendukung kesejahteraan masyarakat,” tutur Darjana.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Bengkulu juga menekankan pentingnya respons cepat terhadap dinamika harga global dan regional, terutama dalam mengatasi kenaikan harga komoditas yang dapat mempengaruhi inflasi, seperti bawang putih dan cabai.
“Langkah-langkah pengendalian inflasi akan terus kami evaluasi dan disesuaikan dengan kondisi terkini untuk memastikan bahwa kami dapat efektif dalam mengendalikan inflasi,” tambahnya.
Upaya-upaya tersebut mencerminkan komitmen kuat dari berbagai pihak terkait untuk menjaga stabilitas harga dan inflasi yang rendah, sehingga masyarakat Bengkulu dapat menikmati pertumbuhan ekonomi yang lebih sehat dan inklusif.
Outlook inflasi yang stabil di Bengkulu diharapkan akan memberikan kontribusi positif bagi prospek ekonomi regional dan nasional di tahun-tahun mendatang.****