Kisah Inspiratif Entrepreneur

Lestari Coffee: Memetik Keberhasilan dari Desa IV Suku Menanti

Lestari Coffee: Memetik Keberhasilan dari Desa IV Suku Menanti
Supriadi, Owner Lestari Coffee (Foto: Iyud/Ikobengkulu)

DARI Desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, bersemi sebuah usaha yang mengubah wajah perekonomian lokal: Lestari Coffee.

Didirikan pada tahun 2012 oleh Supriadi, awalnya hanya sebagai usaha kecil dengan harapan besar. "Tujuan saya bukan hanya untuk meningkatkan ekonomi keluarga, tetapi juga masyarakat di sekitar saya," kata Supriadi, mengingat kembali hari-hari awal pembuatan Lestari Coffee.

Dengan peralatan seadanya, Supriadi memulai perjalanan Lestari Coffee. "Kami memulai dengan drum bekas sebagai alat roasting. Itu sangat sederhana," ujarnya.

Supriadi, Owner Lestari Cofee, sedang menunjukan kopi berkualitas Lestari Coffee  (FOTO:Iyud/Ikobengkulu)

Namun, dari proses yang sederhana itu, ia berhasil memproduksi kopi berkualitas yang kini diakui tidak hanya di lokal tetapi juga di pasar internasional.

Peningkatan produksi menjadi 750 kilogram per bulan pada tahun 2014 adalah bukti dari kerja keras dan dedikasi Supriadi. "Saya tidak pernah membayangkan bisa sampai di titik ini," ucapnya.

Namun, pertemuan dengan perwakilan Bank Indonesia Perwakilan Bengkulu pada tahun 2016 membuka babak baru untuk Lestari Coffee. "Dukungan dari Bank Indonesia sangat berarti, memberikan kami peluang untuk tumbuh lebih besar," kata Supriadi.

Bank Indonesia memainkan peran krusial dalam perjalanan Lestari Coffee. Lestari Coffee tidak hanya meningkatkan kapasitas produksi tetapi juga standar kualitas kopi yang dihasilkan.

 

Komitmen Lestari Coffee terhadap lingkungan menjadi salah satu aspek yang paling dibanggakan. "Kami bertanggung jawab terhadap lingkungan. Limbah kulit kopi kami olah menjadi pakan ternak, menciptakan siklus produksi yang berkelanjutan," tutur Supriadi.

Lestari Coffee, adalah kopi pilihan yang yang berkualitas dan melalui proses produksi yang sempurna (Foto: iyud/Ikobengkulu)

Inisiatif ini mendapatkan apresiasi tidak hanya dari komunitas lokal tetapi juga dari pelaku industri kopi lainnya.

Kesuksesan Lestari Coffee diukur tidak hanya dari peningkatan produksi atau pengakuan yang diterima. "Yang paling penting bagi saya adalah bagaimana Lestari Coffee bisa memberi dampak positif bagi masyarakat sekitar," ungkap Supriadi.

Melalui pembangunan rumah jemur bersama, ia membantu petani kopi setempat untuk meningkatkan kualitas dan nilai jual kopi mereka.

Mencapai pasar internasional adalah tantangan selanjutnya. "Kami berusaha untuk memenuhi standar ekspor, yang meminta kadar air di bawah 13%," ujar Supriadi.

Meskipun ini menjadi salah satu hambatan terbesar, ia tetap optimis. "Setiap tantangan adalah kesempatan untuk berkembang," tambahnya.

Cerita Lestari Coffee adalah lebih dari sekedar usaha kopi yang berhasil; ini adalah cerita tentang komunitas, kerja keras, dan mimpi yang menjadi kenyataan.

 

"Saya berharap Lestari Coffee bisa menjadi inspirasi bagi usaha kecil lainnya di Indonesia," kata Supriadi, menatap masa depan dengan penuh harapan.

Dengan dukungan yang tepat, komitmen terhadap keberlanjutan, dan visi yang jelas, Lestari Coffee membuktikan bahwa usaha kecil dapat tumbuh menjadi kekuatan yang membawa perubahan positif.

Ekonomi Desa Menjadi Terkerek

Kopi bubuk Robusta Lestari Coffee yang diproduksi di Desa  IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong (foto: Iyud/Ikobengkulu)

Jumari, Kepala Desa yang energik dan visioner, telah menyaksikan perubahan signifikan dalam kehidupan masyarakatnya. Dengan mayoritas penduduk desa sebagai petani kopi, program binaan dari Bank Indonesia telah menjadi katalis untuk kemajuan ekonomi yang luar biasa. Karena, ekonomi desa menjadi terkerek.

"Sebelum binaan dari Bank Indonesia, kami hanya sekelompok petani kopi yang bekerja keras namun kurang mengerti bagaimana meningkatkan nilai ekonomi dari kopi kami," ujar Jumari.

"Sekarang, kami tidak hanya menikmati hasil yang lebih baik, tetapi juga memahami pentingnya praktek pertanian yang berkelanjutan dan inovatif."

Inisiatif binaan dari Bank Indonesia telah membuka mata Jumari dan masyarakatnya terhadap teknik pertanian modern yang tidak hanya meningkatkan kuantitas tapi juga kualitas kopi yang dihasilkan.

Dari penggunaan teknologi pertanian yang lebih baik hingga pemahaman tentang pengelolaan limbah dan konservasi lingkungan, program ini telah membawa perubahan yang menyeluruh.

 

"Kami sangat berterima kasih kepada Bank Indonesia yang telah memberikan kami peluang untuk berkembang. Program binaan ini bukan hanya tentang peningkatan ekonomi, tapi juga tentang bagaimana kami bisa bertani dengan cara yang lebih baik dan bertanggung jawab terhadap lingkungan," tambah Jumari.

Melalui kerja sama ini, Desa IV Suku Menanti kini telah menjadi model bagi desa-desa lain dalam mengembangkan ekonomi lokal yang berkelanjutan. Kebangkitan ekonomi yang dialami oleh petani kopi di desa ini tidak hanya meningkatkan kesejahteraan mereka, tapi juga menanamkan kebanggaan atas produk lokal yang berkualitas tinggi.

Bank Indonesia Memberikan Dukungan

Bank Indonesia mengakui dan mengapresiasi pencapaian luar biasa dari Lestari Coffee, sebuah usaha lokal di Desa IV Suku Menanti, Kecamatan Sindang Dataran, Kabupaten Rejang Lebong, yang telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam mengembangkan industri kopi di Indonesia.

Bank Indonesia memberikan dukungan kepada Lestari Coffee (Foto: Iyud/Ikobengkulu)

Melalui kerjasama dan bimbingan yang telah diberikan, Lestari Coffee berhasil tidak hanya meningkatkan kualitas produksi kopi mereka tetapi juga mengimplementasikan praktik-praktik berkelanjutan yang berkontribusi terhadap lingkungan dan masyarakat setempat.

Bank Indonesia secara khusus menghargai dedikasi Lestari Coffee dalam mengelola limbah produksi kopi secara kreatif, yang tidak hanya mengurangi dampak lingkungan tetapi juga memberikan nilai tambah ekonomi bagi masyarakat sekitar.

"Kami di Bank Indonesia sangat bangga melihat perkembangan yang telah dicapai oleh Lestari Coffee, sebuah usaha kecil yang kini menjadi salah satu simbol keberhasilan industri kopi di daerah Rejang Lebong," ujar Deputi Perwakilan BI Provinsi Bengkulu Dhita Aditya Nugraha.

Ini sesuai dengan komitmen Bank Indonesia dalam mendukung pengembangan ekonomi hijau dan berkelanjutan di seluruh sektor ekonomi Indonesia.

"Kami percaya bahwa kisah sukses Lestari Coffee dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lainnya di Indonesia untuk terus berinovasi dan berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan", katanya.

 

Bank Indonesia berkomitmen untuk terus mendukung pertumbuhan industri kopi dan UMKM, khususnya di Bengkulu, termasuk memfasilitasi akses ke pasar lebih luas, baik domestik maupun internasional, serta mengembangkan kapasitas produksi dan kualitas produk yang dapat bersaing di pasar global.

"Melalui kerjasama ini, kami berharap dapat terus mengangkat potensi besar komoditas kopi di Bengkulu dan membawa nama baik Indonesia di kancah internasional".

Bank Indonesia akan terus berupaya memberikan dukungan terbaik bagi pelaku usaha seperti Lestari Coffee, "sebagai bagian dari upaya kami dalam mendorong diversifikasi ekonomi dan peningkatan ekspor nasional untuk kesejahteraan masyarakat".

Kisah ini bukan hanya tentang bagaimana memproduksi kopi berkualitas, tetapi juga tentang bagaimana sebuah usaha kecil bisa memengaruhi ke hidupan banyak orang dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi mendatang. ***